BAB
I
PENGANTAR
Kitab Ulangan merupakan kitab
terakhir dari rangkaian Pentateukh. Kitab ini ditulis sebagai kotbah dan
peringatan terakhir Musa bagi umatnya. Kotbah dan peringatan merupakan petunjuk
bagaimana umat harus hidup yang ditanah yang dijanjikan Yahwe kepada mereka. Kitab
ini ditulis pada abad VII. Kitab Ulangan ingin menekankan pentingnya kesetiaan
terhadap janji Yahwe bila Israel ingin selamat. Kitab ini berisi amanat perpisahan Musa yang didalamnya
mengulas kembali dan memperbaharui perjanjianYahwe dengan Israel demi angkatan
Israel yang baru. Kitab Ulangan terdiri dari serangkaian khotbah-khotbah yang
diucapkan Musa di depan bangsa Israel waktu mereka berada di negeri Moab.
Mereka kini sudah mencapai akhir dari pengembaraan di padang gurun dan siap
masuk ke Kanaan.
Kitab
ini merupakan suatu kitab yang berisi tantangan bagi Israel untuk taat atau
memberontak pada Yahwe. Nama kitab Ulangan dirangkum dalam baris pertama yang
berbunyi “inilah perkataan-perkataan itu”. Makna dari Kitab Ulangan ialah
Ulangan itu sendiri. Kitab ini menyatakan diri kepada Israel sebagai
pengharapan terakhir, yakni taat dan hidup atau tidak taat dan mati. Keragaman
komentar dan ciri-ciri Kitab Ulangan menunjukkan betapa sukarnya menemukan
suatu uraian yang sederhana untuk karya teologis yang demikian kompleks dan
canggih. Meskipun begitu, kitab ini memiliki tujuan yang sederhana. Aliran
Deuteronomis ingin membuat tradisi kuno berbicara kembali pada waktu ada krisis
besar di Isarel, untuk membantu mereka mengatasi krisis ini. Kitab Ulangan
menganjurkan agar bangsa Israel mempelajari kembali ajaran-ajaran pada tahun
pembinaan mereka di padang gurun dibawah pimpinan Musa.
Salah satu pendapat paling lama
dalam penyelidikan alkitabiah modern berasal dari permulaan abda XIX yang
menyebutkan bahwa Kitab Ulangan sebagai “kitab hukum” yang ditemukan di Bait
Suci oleh Imam Agung Hilkiah. Kitab ini bertanggalkan pada Pembuangan Babel
(587-539 SM), karena berisi banyak bahan yang dapat diberi tanggal pada akhir
abad VII SM. Di masa ini, bangsa Israel diambang kehancuran, sehingga membuat
kaum Deuteronomis mempersembahkan kitab hukum yang tertulis dan berwibawa dan
meminta bangsa Israel untuk memilih kehidupannya.
Kitab Ulangan memiliki hubungan
dengan tradisi perjanjian di Timur Dekat. Kitab Ulangan tidak disajikan sebagai
suatu perjanjian. Kitab ini menggunakan bentuk-bentuk dari tradisi perjanjian,
tetapi disajikan sebagai suatu rentetan peritiswa wejangan-wejangan yang
diberikan kepada Israel oleh Musa menjelang kematiannya. Ulangan adalah wasiat
Musa kepada Israel, yang akan merebut Kanaan dalam waktu dekat. Dalam bentuknya
sekarang, Ulangan terdiri atas empat wejangan Musa kepada Israel, dengan nada
menasihati.
BAB
II
GAGASAN-GAGASAN
TEOLOGIS KITAB ULANGAN
DAN RELEVANSINYA BAGI UMAT DAN CALON KATEKIS
1.
GAGASAN-GAGASAN
TEOLOGIS KITAB ULANGAN
Dalam
Ulangan kita membaca pengulangan dan penekanan kembali dari perjanjian yang
dibuat antara Allah dan bangsa Israel di Sinai. Kitab Ulangan
menggambarkan”kehidupan berbahagia” dalam persekutuan dengan Allah sambil
menikmati segala berkat-Nya, dan membandingkannya dengan akibat yang terjadi
bila mereka melalaikan perjanjian.
Beberapa gagasan-gagasan teologis yang dapat
ditemukan dalam Kitab Ulangan, yakni:
1. Allah mengasihi umatNya
Allah
mengasihi bangsa Israel karena kasih setiaNya kepada manusia, dan bangsa Israel
menjadi simbol kasih Allah tersebut. Perjanjian Allah mencerminkan tindakan
Allah yang penuh kebaikan dan kasih setia. Sebaliknya juga bangsa Israel dituntut
supaya mengasihi Allah yakni dengan taat kepadaNya (Ul 11:1, Ul 6:4-5, Ul 19:9).
2. Kesetiaan Allah pada umatNya
Allah
tidak pernah meninggalkan bangsa Israel. Salah satu hal yang memungkinkan bangsa Israel melihat perjanjian
itu sebagai dasar dari kehidupan bangsa mereka adalah pengetahuan bahwa Allah
dapat diandalkan sepenuhnya. Allah senantiasa menyertai,
melindungi dan menghantarkan umat pilihanNya untuk memasuki tanah yang yang
telah dijanjikanNya.
3. Berkat bagi yang taat kepada
perjanjian
Kitab
Ulangan berisikan perjanjian antara Allah dengan bangsa Israel. Konsekuensinya
yakni Allah dapat memberikan berkat (Ul 28:1-14) kepada umatNya, terutama bagi
mereka yang taat pada perjanjianNya. Allah menjanjikan berkat kepada bangsa
Israel (Ul 7:12-26). Adapun beberapa berkat yang ingin dicurahkan Allah kepada
bangsa Israel yakni: Allah akan memberikan kemakmuran bagi mereka yaitu umur
panjang dan kesehatan (Ul 5:16), kemakmuran bangsa Israel sebab Allah memberi
kemenangan dengan mengalahkan banyak musuh (Ul 7:22), Allah menjauhkan segala
wabah penyakit bagi bangsa Israel (Ul 7:15), bangsa Israel memperoleh
kemakmuran dalam negerinya yakni kesuburan tanaman dan ternak serta keadaan cuaca yang baik
(Ul 28:3, 11, 12).
4. Allah memberikan kutukan bagi yang
tidak mentaatiNya
Disatu
pihak Allah memberi berkat bagi mereka yang taat kepadaNya, dan dilain pihak
Allah memberikan kutukan (Ul 28:15-46) kepada mereka yang tidak mentaatiNya.
Beberapa kutukan yang diberikan oleh Allah kepada mereka yang tidak taat
seperti: mereka akan mengalami banyak kekalahan dalam menghadapi musuh sampai
punah dan binasa (Ul 28:20, 25), terjadi kekeringan yang dasyat dan tanaman
serta binatang akan binasa (Ul 28:22-24, Ul 28:38-40).
5. Kewajiban-Kewajiban yang harus
dilaksanakan dalam Perjanjian
Bangsa
Israel memiliki kewajiban untuk melaksanakan perjanjian yakni selalu mentaati
perintah Allah. Allah mengasihi umatNya dan membuat perjanjian supaya umatNya
selalu setia kepadaNya dan dapat memperoleh keselamatan. Adapun beberapa contoh
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh bangsa Israel yakni: kasih setia kepada
Allah (Ul 6:5), percaya secara total kepada Allah tanpa keraguan sedikitpun (Ul
13:1-18), kewajiban untuk mendidik anak-anak (Ul 4:9), kewajiban untuk selalu
taat pada Allah dalam segala bidang (Ul 11:1, Ul 8:1), dan sebagainya.
6. Kesepuluh
Firman Allah sebagai hukum yang harus ditaati
Musa mendapat perutusan untuk
menyampaikan firman yang menjadi cikal bakal kehidupan bangsa Israel. Firman
tersebut dikenal dengan sebutan sepuluh Firman Allah. Hal ini berarti Allah
memberikan hukum atau peraturan yang harus ditaati oleh mereka. Hukum tersebut
sebenarnya merupakan perjanjian Allah bagi bangsa Israel yang harus diwariskan
secara turun temurun. Dengan adanya hukum ini, bangsa Israel mendapat peraturan
hukum sebagai pedoman kehidupan dan tanda ketaatannnya kepada Yahwe.
7. Penyerahan total kepada Allah
Bangsa
Israel menjadi salah satu bangsa pilihan Allah untuk menyatakan sabdaNya.
Dengan hal ini, Allah telah menyatakan kehendakNya untuk menyelamatkan manusia.
Selain kasih Allah tersebut, Allah juga mengharapkan sesuatu dari umatNya. Yang
diharapkanNya yakni penyerahan
total, kesetiaan yang utuh, dan pengabdian dengan sepenuh hati (Ul 6:4-9). Semua
ini berarti mengikuti kehendak Allah dalam setiap segi kehidupan seperti diatur
dalam perintah-perintah di dalam perjanjian.
2.
RELEVASI
KITAB ULANGAN
2.1
Bagi
Umat
Bagi
umat, Kitab Ulangan memiliki peranan penting. Kitab ini mengajak umat untuk
semakin menyadari kasih Allah yang telah dicurahkan kepada mereka. Kitab
Ulangan memberi pengajaran kepada umat untuk selalu memiliki hubungan yang erat
dengan Allah. Hubungan itu bersifat pribadi yang mengarahkan umat untuk pengalaman langsung dan mutakhir
dengan Allah. Hal ini berarti malalui Kitab Ulangan, umat diajak untuk memiliki
relasi yang kuat dengan Allah. Kitab Ulangan memberi peneguhan iman kepada umat
yakni jika umat mentaati perjanjian maka akan memperoleh berkat, tetapi juga
jika umat tidak mentaati perjanjian maka akan memperoleh kutukaan. Hal ini
menuntut umat untuk berelasi secara menyeluruh. Artinya, umat diajak untuk
berelasi dengan Allah secara total mencakup segala sesuatu tentang dirinya.
2.2
Bagi
Calon Katekis
Bagi kehidupan calon katekis, Kitab
Ulangan memberi arah tujuan hidup baru. Calon katekis diarahkan untuk
menghayati hidup ini sebagai berkat yang diberikan Allah. Calon katekis merupakan
orang yang dipanggil oleh Allah untuk tugas perutusan yakni mewartakan Kerajaan
Allah. Salah satu contoh nilai kehidupan yang bisa diteladani oleh calon
katekis ialah berkat Allah akan diterimanya jika ia taat pada perjanjian dengan
Allah, namun kutukan Allah juga dapat menimpanya kalau ia tidak taat padaNya. Calon
katekis mendapat peneguhan dalam kitab ini bahwa Allah selalu menyertai umatnya
dalam setiap langkah hidupnya di dunia ini. Ini berarti calon katekis tidak
boleh takut dalam mengadapi tantangan hidup ini sebab Allah yang penuh kasih
tetap melindunginya. Di dalam Kitab Ulangan terdapat sepuluh Firman Allah.
Kesepuluh Firman ini menjadi pedoman bagi katekis untuk hidup dalam kesatuan
dengan Allah.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Kitab Ulangan
merupakan kitab yang memuat sejumlah wejangan Musa. Kitab ini menceritakan
kembali hal ikhwal umat Israel di padang gurun. Selain itu diceritakan juga
bagaimana hukum yang telah berlaku diceritakan kembali pada waktu diumumkan.
Kitab ini berada di bagian terakhir Kitab Pentateukh, yang menurut kebanyakan
orang ditulis oleh Musa sendiri. Kitab ini oleh Vulgata diberi nama
Deuteronomium yang berarti hukum atau taurat kedua. Gambaran secara umum
tentang kitab ini ialah berisi wejangan Musa dan juga perjanjian antara Allah
dengan manusia. Disatu sisi perjanjian tersebut memberikan berkat bagi mereka
yang taat pada perjanjian, namun disisi lain memberi kutukan kepada mereka yang
tidak taat pada perjanjian. Secara keseluruhan, Kitab Ulangan mengajak kita
semua untuk mentaati segala perintah yang diberikan oleh Allah. Dengan
demikian, Kitab ini mengungkapkan bentuk kesetiaan Allah kepada umatNya.
DAFTAR
PUSTAKA
Bergant, Dianne dan Robert J. Karlis. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Yogyakarta::
Kanisius.
Darmawijaya, St. 1992. Pentateukh atau Taurat Musa. Yogyakarta: Kanisius.
Sanjaya, V. Indra. 2003. Membaca Lima Kitab Pertama. Yogyakarta: Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar