BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Liturgi
merupakan perayaan misteri karya keselamatan Allah kepada manusia. Dalam
liturgi, Yesus menjadi pusat perayaan sebab dalam Dia segala wahyu Allah telah
mencapai puncaknya. Yesus yang menderita, wafat di kayu salib dan akhirnya
telah bangkit dengan kemuliaan, telah menghantar manusia menuju pada persatuan
dengan Allah Bapa di surga. Karya keselamatan Kristus diperingati oleh Gereja
dalam perayaan-perayaan suci hari-hari tertentu sepanjang tahun. Selain itu,
para kuduspun diperingati oleh Gereja sepanjang tahun liturgi, sebab mereka
telah berjuang dan mati dalam Yesus.
Gereja
mengenangkan Kebangkitan Tuhan sekali sepekan yakni pada Hari Minggu. Secara
khusus, perayaan Paskah yang dirayakan oleh Gereja sekali dalam setahun, yang
merupakan puncak iman bagi kehidupan Gereja. Namun dalam kenyataan sehari-hari,
banyak umat dan diantara kita yang belum mengetahui secara pasti makna dari
tahun liturgi itu sendri, terutama dalam perayaan mengenangkan kebangkitan
Tuhan tersebut. Seringkali kita menganggap bahwa hari Minggu layaknya seperti
hari-hari biasanya saja. Sehingga kita bisa memiliki pandangan kalau kita
datang ke gereja hanya sebagai suatu kewajiban saja, tanpa menghayati makna
perayaan tersebut sebagai karya keselamatan dari Allah kepada kita. Tahun
liturgi memiliki makna sebagai karya keselamatan Allah, dimana kita ikut ambil
bagian didalamnya dengan merayakannya. Oleh karena itu, tahun liturgi harus
senantiasa dimaknai secara tepat, dan secara pribadi kita diajak untuk
menggumuli misteri Kristus yang tersirat sepanjang tahun liturgi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa
saja gagasan pokok masing-masing artikel didalam Bab Tahun Liturgi?
2. Bagaimana
tanggapan/komentar terhadap Bab Tahun Liturgi?
3. Bagaimana
relevansinya bagi saya sebagai calon katekis?
C. TUJUAN
Penulisan
makalah ini bertujuan supaya kita sebagai murid-murid Yesus dapat mengetahui
pentingnya tahun liturgi, dapat memahami dan menghayati makna dari perayaan
liturgi sepanjang tahun liturgi. Kita diajak untuk tanggap terhadap masalah
yang dihadapi saat ini dengan memberikan komentar/kritikan, sehingga kita
mengetahui relevansinya sebagai calon katekis.
BAB
II
TAHUN
LITURGI
A. GAGASAN POKOK
Art.
102 (Makna Tahun Liturgi)
Gereja
senantiasa merayakan karya penyelamatan yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus
setiap tahunnya. Secara khusus pada hari raya Paskah, yang merupakan karya
keselamatan terbesar bagi umat manusia. Gereja dalam seminggu sekali
mengenangkan kebangkitan Yesus yakni pada Hari Tuhan. Selama setahun, Gereja memaparkan
seluruh misteri Kristus. Misteri Kristus yang diawali dengan penjelmaan,
kelahiran Yesus, misteri Paskah (sengsara, wafat, bangkit), kenaikanNya, Pentakosta
dan sampai pada penantian kedatangan Tuhan yang penuh bahagia dan harapan.
Dengan misteri penebusan tersebut, Gereja membuka bagi kaum beriman untuk turut
serta menghadiri perayaan tersebut. Dengan demikian, umat beriman dapat
memperoleh karya keselamatan dari Allah.
Art.
103
Gereja suci menghormati Santa Maria
Bunda Allah yang penuh dengan cinta kasih yang istimewa. Gereja menghormatiNya,
sebab terdapat hubungan yang tak terpisahkan dalam karya penyelamatan oleh
PuteraNya. Gereja sungguh mengagumi Bunda Maria yang penuh dengan kemuliaan
dalam buah penebusan dan kegembiraan yang telah didambakan oleh manusia.
Art.
104
Didalam lingkaran Tahun Liturgi, Gereja
mencantumkan para martir dan orang-orang kudus. Sebab mereka telah terlibat
dalam misi pewartaan kepada manusia dan ikut ambil bagian dalam penderitaan
bersama Yesus. Maka, Gereja memberikan pencerahan kepada umat beriman agar
dapat meneladani mereka yang telah menderita dan dimuliakan bersama Kristus.
Art.
105
Gereja sepanjang tahun tetap
menganut adat istiadat yang telah diwariskan sejak dahulu. Maka, Gereja telah
menyempurnakan pembinaan iman bagi umat beriman melalui kegiatan-kegiatan yang
sungguh amat baik dan kegiatan tersebut bersifat rohani dan jasmani.
Art.
106 (Makna Hari Minggu Ditekankan Lagi)
Perayaan hari Minggu merupakan
dasar dan inti segenap tahun liturgi. Sebab Gereja merayakan misteri Paskah
sekali seminggu, yang lebih tepatnya disebut dengan Hari Tuhan. Perayaan ini
berasal dari Tradisi para rasul yang bersumber pada kebangkitan Kristus. Dengan
demikian, umat beriman wajib berkumpul untuk merayakan misteri tersebut,
mendengarkan Sabda Tuhan dan ikut serta dalam perayaan Ekaristi.
Art.
107 (Peninjauan Kembali Tahun Liturgi)
Tahun Liturgi perlu dilakukan
peninjauan kembali sedemikian rupa. Hal ini dilakukan supaya ciri aslinya yang
telah diwariskan secara terus menerus tetap selalu dipertahankan. Namun
demikian, tetap memerlukan penyesuaian-penyesuaian seturut dengan situasi
keadaan setempat.
Art.
108
Hari raya Tuhan menjadi pusat
perhatian yang pertama bagi kaum beriman. Sebab dalam hari raya tersebut,
dirayakan misteri keselamatan sepanjang tahun. Untuk itu, hari raya Tuhan
hendaknya didahulukan dari hari atau pesta-pesta para kudus, sehingga misteri
keselamatan selalu dikenangkan.
Art.
109 (Masa Prapaskah)
Pada masa ini, terdapat dua ciri
khas masa “empat puluh hari”, yaitu mengenangkan atau menyiapkan baptis dan
membina pertobatan. Masa ini merupakan masa untuk menyiapkan umat beriman
mendengarkan sabda Allah dan berdoa. Hendaknya beberapa unsur dari tradisi
zaman dahulu dikembalikan jika memang dipandang memiliki manfaat tersendiri.
Hakikat khas pertobatan yakni menolak dosa sebagai penghinaan terhadap Allah.
Maka perlu ditanamkan dalam hati umat mengenai dampak dosa sosial dan
menganjurkan berdoa bagi para pendosa.
Art.
110
Pertobatan yang dilakukan selama
masa empat puluh hari hendaknya bersifat lahir dan sosial kemasyarakatan.
Pertobatan hendaknya semakin digairahkan sesuai dengan keadaan yang ada di
zaman ini. Puasa Paskah harus senantiasa dipandang keramat dan dilaksanakan
pada hari Jumat kenangan Sengsara dan Wafat Kristus.
Art.
111 (Pesta Para Kudus)
Pesta Para Kudus merupakan bentuk
perayaan untuk mewartakan karya-karya agung Kristus yang ada dalam diri mereka.
Gereja sungguh menghormati para kudus, sebab mereka menjadi hamba Kristus yang
sejati dan menjadi teladan bagi kaum beriman. Meskipun demikian, hari raya
misteri keselamatan Allah tetap menjadi yang utama. Sehingga perayaan para
kudus ini hendaknya hanya perayaan untuk mengenangkan para kudus yang sungguh
penting bagi Gereja.
B. TANGGAPAN/KOMENTAR
Konstitusi
Sacrosanctum Consilium memberikan pemahaman yang baru mengenai liturgi. Sebelum
Konsili Vatikan II, perayaan liturgi tidak dilihat dan dipahami sebagai suatu
kesatuan yang utuh didalam peredaran tahun. Namun setelah diadakannya Konsili
Vatikan II, Liturgi dimaknai sebagai perayaan untuk mengenangkan misteri
keselamatan Allah yang terpenuhi dalam diri Yesus Kristus. Sehingga secara
khusus KV II menghadirkan pengertian yang lebih mendalam mengenai Tahun
Liturgi, dan kemudian disusun dan senantiasa dikembangkan. Oleh karena itu, Bab
5 tentang Tahun Liturgi ini, yang terdapat didalam Konstitusi Sacrosanctum
Consilium sungguh berguna bagi kita semua supaya dapat memahami dan menghayati
dalam diri kita akan pentingnya karya keselamatan Allah yang senantiasa berada
dalam peredaran tahun liturgi.
Makna
Tahun Litrugi perlu disosialisasikan secara terus menerus kepada umat beriman.
Hal ini dilakukan mengingat tidak semua umat memiliki DKV II yang didalamnya
membahas mengenai Tahun Liturgi. Untuk itu, sosialisasi terhadap Tahun Liturgi
sungguh penting untuk mengarahkan umat pada misteri keselamatan yang dirayakan
dan dapat membantu umat untuk menyelami seluruh isi Kitab Suci.
Makna perayaan hari Minggu perlu ditekankan
dan dijelaskan kepada umat beriman. Seperti yang terdapat dalam artikel 106. Hari
minggu menjadi inti dari seluruh tahun liturgi. Sebab misteri karya keselamatan
Allah terpenuhi pada hari itu. Penjelasan pentingnya hari Minggu dapat membantu
umat beriman menyadari bahwa ia sungguh hadir dan menerima keselamatan dari
Allah. Sehingga umat beriman tidak sekedar datang ke gereja hanya suatu
kewajiban sebagai umat kristiani atau karena malu bila tidak rajin sembayang di
gereja. Namun memiliki penghayatan yang mendalam untuk ikut ambil bagian dalam
hidup bersama Allah. Maka, dokumen ini sungguh perlu dijelaskan kepada umat
beriman dan tidak hanya sebagai bukti tertulis saja. Tetapi sebaliknya, secara
nyata umat beriman sungguh mengalami keselamatan dari Allah dengan ikut serta
dalam perayaan hari Minggu.
Terdapat 10 artikel didalam Bab
Tahun Liturgi ini. Secara umum membahas mengenai perayaan-perayaan karya
keselamatan Allah. Meskipun terdapat perayaan-perayaan tertentu misalnya
devosi, menghormati para orang kudus, dan sebagainya. Dalam kenyataan
sehari-hari, banyak umat yang sungguh mengagungkan mereka. Sebenarnya mereka
itu sebagai sarana dan perantara doa kita kepada Allah. Oleh karena itu, umat
beriman perlu mendapat penjelasan yang lebih detail mengenai kedudukan mereka
dalam perayaan liturgi.
Selain itu, artikel 109 dan 110
memberikan pemahaman mengenai masa prapaskah. Pada masa ini, pertobatan perlu
diberi penekanan yang serius mengenai makna yang terkandung didalamnya. Seperti
yang telah diketahui bahwa Gereja menganjurkan puasa dan pantang sebagai sarana
pertobatan kita menuju keselamatan dari Allah. Hal itu menuntut pengorbanan
dari kita dengan menolak segala keinginan duniawi. Saya sangat setuju dengan
artikel 110 dimana pertobatan itu tidak hanya bersifat batiniah saja, melainkan
juga bersifat lahiriah karena pertobatan yang kita lakukan harus tampak secara
nyata dalam perbuatan sehari-hari.
C. RELEVANSI BAGI SAYA SEBAGAI CALON
KATEKIS
Secara pribadi saya baru mengetahui
dan menyadari pentingnya liturgi dalam hidup sebagai umat kristiani. Dahulu
saya menganggap bahwa perayaan liturgi hanya sebagai bentuk sarana bagi saya
untuk berdoa kepada Allah. Namun setelah mempelajari dengan sungguh tentang
liturgi, saya mendapat pengetahuan dan pengalaman yang lebih bahwa ternyata
liturgi sebagai pusat misteri karya keselamatan Allah kepada semua manusia. Dokumen
ini sungguh relevan sekali bagi saya sebagai calon katekis untuk memperbaiki
hidup rohani dan sebagai pedoman bagi saya untuk memberi pengajaran tentang
liturgi kepada umat.
Secara khusus, Bab 5 tentang Tahun
Liturgi ini memberi pemahaman yang sungguh berguna bagi saya untuk menjalankan
tugas pelayan Gereja. Saya semakin meyakini pentingnya perayaan hari Minggu sebagai
inti dari tahun liturgi. Sebab sebagai calon katekis, saya harus menanamkan
misteri Paskah sebagai bekal untuk tugas pewartaan dan pelayanan Gereja. Selain
itu, hari Minggu menjadi karya keselamatan dari Allah kepada umatNya, yang
harus diwartakan kepada semua umat supaya umat sungguh dapat memahami dengan
tepat makna hari Minggu didalam lingkaran tahun liturgi. Dalam hal ini, dokumen
ini sungguh membantu saya untuk memberi pemahaman kepada umat mengenai makna
hari Minggu sebagai karya keselamatan Allah. Sehingga umat tidak merasa sebagai
kewajiban untuk hadir di perayaan hari Minggu, melainkan umat turut serta ambil
bagian dalam karya keselamatan dari Allah tersebut.
Didalam Bab 5 tentang Tahun Liturgi
ini, terdapat 10 artikel yang secara umum membahas tentang perayaan keselamatan
Allah. Meskipun tidak begitu dijelaskan secara mendetail, tetapi memberi
gambaran kepada saya bahwa terdapat begitu banyak perayaan selama periode tahun
liturgi. Untuk itu, bab ini memberi tuntutan bagi saya untuk memahami dengan
lebih perayaan-perayaan penting yang harus mendapat perhatian. Sehingga menjadi
bekal bagi saya dalam pelayanan perayaan gerejani.
Selama periode tahun liturgi,
Gereja mengenangkan misteri keselamatan yang berpuncak pada diri Yesus Kristus.
Namun Gereja juga menyisipkan perayaan lainnya seperti pesta para kudus, para
martir, dan sebagainya. Dalam kenyataan sehari-hari, banyak umat yang lebih
mengagungkan mereka. Sehingga sebagai calon katekis harus sungguh menanamkan
dalam hidup saya mengenai keselamatan dari Allah yang berpuncak dalam diri
Yesus Kristus. Hal ini penting supaya dapat memberi pemahaman yang tepat kepada
umat, sehingga tidak terjadi kesesatan dalam memaknai perayaan-perayaan
tersebut.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Karya
keselamatan Allah kepada umat manusia tidak berhenti begitu saja dengan
memuncaknya wahyu dalam diri Yesus Kristus. Melalui misteri Paskah, kita
diundang untuk menyelaminya sehingga karya keselamatan sungguh dapat kita
terima. Karya keselamatan Allah ini yang senantiasa kita rayakan sepanjang
tahun liturgi, yang secara khusus perayaan untuk mengenangkan kebangkitan
Tuhan. Tahun liturgi merupakan perayaan misteri keselamatan sepanjang tahun.
Oleh karena itu, tahun liturgi hendaknya senantiasa dimaknai dengan baik, sebab
dalam tahun liturgi terdapat berbagai perayaan yang semuanya menuju pada karya
keselamatan dari Allah kepada kita semua.
Gereja
dalam bimbingan Roh Kudus, telah merumuskan suatu konstitusi mengenai liturgi,
yakni Sacrosanctum Consilium. Konstitusi ini mencantumkan sebuah pokok
pembahasan yang perlu dimaknai secara tepat yaitu mengenai Tahun Liturgi.
Terdapat sepuluh artikel didalamnya, yang pada umumnya mengarah pada karya
keselamatan Allah kepada umat manusia. Masing-masing artikel memiliki gagasan
pokok yang memberi kemudahan kepada kita untuk memahami dengan baik mengenai
tahun liturgi. Namun demikian, tanggapan atau komentar terhadap tahun liturgi
sungguh diperlukan. Sebab dengan hal ini, kita dapat mengetahui dengan baik
mengenai makna yang terkandung didalamnya. Sehingga kita memperoleh
relevansinya yang dapat membantu kita untuk menjadi seorang katekis yang mampu
menanggapi kebutuhan yang dihadapi oleh umat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar