Senin, 18 Maret 2013

Tahun Liturgi dalam Konstitusi Sacrosanctum Concilium



BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG
Liturgi merupakan perayaan misteri karya keselamatan Allah kepada manusia. Dalam liturgi, Yesus menjadi pusat perayaan sebab dalam Dia segala wahyu Allah telah mencapai puncaknya. Yesus yang menderita, wafat di kayu salib dan akhirnya telah bangkit dengan kemuliaan, telah menghantar manusia menuju pada persatuan dengan Allah Bapa di surga. Karya keselamatan Kristus diperingati oleh Gereja dalam perayaan-perayaan suci hari-hari tertentu sepanjang tahun. Selain itu, para kuduspun diperingati oleh Gereja sepanjang tahun liturgi, sebab mereka telah berjuang dan mati dalam Yesus.
Gereja mengenangkan Kebangkitan Tuhan sekali sepekan yakni pada Hari Minggu. Secara khusus, perayaan Paskah yang dirayakan oleh Gereja sekali dalam setahun, yang merupakan puncak iman bagi kehidupan Gereja. Namun dalam kenyataan sehari-hari, banyak umat dan diantara kita yang belum mengetahui secara pasti makna dari tahun liturgi itu sendri, terutama dalam perayaan mengenangkan kebangkitan Tuhan tersebut. Seringkali kita menganggap bahwa hari Minggu layaknya seperti hari-hari biasanya saja. Sehingga kita bisa memiliki pandangan kalau kita datang ke gereja hanya sebagai suatu kewajiban saja, tanpa menghayati makna perayaan tersebut sebagai karya keselamatan dari Allah kepada kita. Tahun liturgi memiliki makna sebagai karya keselamatan Allah, dimana kita ikut ambil bagian didalamnya dengan merayakannya. Oleh karena itu, tahun liturgi harus senantiasa dimaknai secara tepat, dan secara pribadi kita diajak untuk menggumuli misteri Kristus yang tersirat sepanjang tahun liturgi.

B.  RUMUSAN MASALAH
1.    Apa saja gagasan pokok masing-masing artikel didalam Bab Tahun Liturgi?
2.    Bagaimana tanggapan/komentar terhadap Bab Tahun Liturgi?
3.    Bagaimana relevansinya bagi saya sebagai calon katekis?
C.   TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan supaya kita sebagai murid-murid Yesus dapat mengetahui pentingnya tahun liturgi, dapat memahami dan menghayati makna dari perayaan liturgi sepanjang tahun liturgi. Kita diajak untuk tanggap terhadap masalah yang dihadapi saat ini dengan memberikan komentar/kritikan, sehingga kita mengetahui relevansinya sebagai calon katekis.

BAB II
TAHUN LITURGI

A.  GAGASAN POKOK
Art. 102 (Makna Tahun Liturgi)
Gereja senantiasa merayakan karya penyelamatan yang dilaksanakan oleh Yesus Kristus setiap tahunnya. Secara khusus pada hari raya Paskah, yang merupakan karya keselamatan terbesar bagi umat manusia. Gereja dalam seminggu sekali mengenangkan kebangkitan Yesus yakni pada Hari Tuhan. Selama setahun, Gereja memaparkan seluruh misteri Kristus. Misteri Kristus yang diawali dengan penjelmaan, kelahiran Yesus, misteri Paskah (sengsara, wafat, bangkit), kenaikanNya, Pentakosta dan sampai pada penantian kedatangan Tuhan yang penuh bahagia dan harapan. Dengan misteri penebusan tersebut, Gereja membuka bagi kaum beriman untuk turut serta menghadiri perayaan tersebut. Dengan demikian, umat beriman dapat memperoleh karya keselamatan dari Allah.

Art. 103
Gereja suci menghormati Santa Maria Bunda Allah yang penuh dengan cinta kasih yang istimewa. Gereja menghormatiNya, sebab terdapat hubungan yang tak terpisahkan dalam karya penyelamatan oleh PuteraNya. Gereja sungguh mengagumi Bunda Maria yang penuh dengan kemuliaan dalam buah penebusan dan kegembiraan yang telah didambakan oleh manusia.

Art. 104
 Didalam lingkaran Tahun Liturgi, Gereja mencantumkan para martir dan orang-orang kudus. Sebab mereka telah terlibat dalam misi pewartaan kepada manusia dan ikut ambil bagian dalam penderitaan bersama Yesus. Maka, Gereja memberikan pencerahan kepada umat beriman agar dapat meneladani mereka yang telah menderita dan dimuliakan bersama Kristus.

Art. 105
Gereja sepanjang tahun tetap menganut adat istiadat yang telah diwariskan sejak dahulu. Maka, Gereja telah menyempurnakan pembinaan iman bagi umat beriman melalui kegiatan-kegiatan yang sungguh amat baik dan kegiatan tersebut bersifat rohani dan jasmani.

Art. 106 (Makna Hari Minggu Ditekankan Lagi)
Perayaan hari Minggu merupakan dasar dan inti segenap tahun liturgi. Sebab Gereja merayakan misteri Paskah sekali seminggu, yang lebih tepatnya disebut dengan Hari Tuhan. Perayaan ini berasal dari Tradisi para rasul yang bersumber pada kebangkitan Kristus. Dengan demikian, umat beriman wajib berkumpul untuk merayakan misteri tersebut, mendengarkan Sabda Tuhan dan ikut serta dalam perayaan Ekaristi.

Art. 107 (Peninjauan Kembali Tahun Liturgi)
Tahun Liturgi perlu dilakukan peninjauan kembali sedemikian rupa. Hal ini dilakukan supaya ciri aslinya yang telah diwariskan secara terus menerus tetap selalu dipertahankan. Namun demikian, tetap memerlukan penyesuaian-penyesuaian seturut dengan situasi keadaan setempat.

Art. 108
Hari raya Tuhan menjadi pusat perhatian yang pertama bagi kaum beriman. Sebab dalam hari raya tersebut, dirayakan misteri keselamatan sepanjang tahun. Untuk itu, hari raya Tuhan hendaknya didahulukan dari hari atau pesta-pesta para kudus, sehingga misteri keselamatan selalu dikenangkan.

Art. 109 (Masa Prapaskah)
Pada masa ini, terdapat dua ciri khas masa “empat puluh hari”, yaitu mengenangkan atau menyiapkan baptis dan membina pertobatan. Masa ini merupakan masa untuk menyiapkan umat beriman mendengarkan sabda Allah dan berdoa. Hendaknya beberapa unsur dari tradisi zaman dahulu dikembalikan jika memang dipandang memiliki manfaat tersendiri. Hakikat khas pertobatan yakni menolak dosa sebagai penghinaan terhadap Allah. Maka perlu ditanamkan dalam hati umat mengenai dampak dosa sosial dan menganjurkan berdoa bagi para pendosa.

Art. 110
Pertobatan yang dilakukan selama masa empat puluh hari hendaknya bersifat lahir dan sosial kemasyarakatan. Pertobatan hendaknya semakin digairahkan sesuai dengan keadaan yang ada di zaman ini. Puasa Paskah harus senantiasa dipandang keramat dan dilaksanakan pada hari Jumat kenangan Sengsara dan Wafat Kristus.


Art. 111 (Pesta Para Kudus)
Pesta Para Kudus merupakan bentuk perayaan untuk mewartakan karya-karya agung Kristus yang ada dalam diri mereka. Gereja sungguh menghormati para kudus, sebab mereka menjadi hamba Kristus yang sejati dan menjadi teladan bagi kaum beriman. Meskipun demikian, hari raya misteri keselamatan Allah tetap menjadi yang utama. Sehingga perayaan para kudus ini hendaknya hanya perayaan untuk mengenangkan para kudus yang sungguh penting bagi Gereja.

B.  TANGGAPAN/KOMENTAR
Konstitusi Sacrosanctum Consilium memberikan pemahaman yang baru mengenai liturgi. Sebelum Konsili Vatikan II, perayaan liturgi tidak dilihat dan dipahami sebagai suatu kesatuan yang utuh didalam peredaran tahun. Namun setelah diadakannya Konsili Vatikan II, Liturgi dimaknai sebagai perayaan untuk mengenangkan misteri keselamatan Allah yang terpenuhi dalam diri Yesus Kristus. Sehingga secara khusus KV II menghadirkan pengertian yang lebih mendalam mengenai Tahun Liturgi, dan kemudian disusun dan senantiasa dikembangkan. Oleh karena itu, Bab 5 tentang Tahun Liturgi ini, yang terdapat didalam Konstitusi Sacrosanctum Consilium sungguh berguna bagi kita semua supaya dapat memahami dan menghayati dalam diri kita akan pentingnya karya keselamatan Allah yang senantiasa berada dalam peredaran tahun liturgi.
Makna Tahun Litrugi perlu disosialisasikan secara terus menerus kepada umat beriman. Hal ini dilakukan mengingat tidak semua umat memiliki DKV II yang didalamnya membahas mengenai Tahun Liturgi. Untuk itu, sosialisasi terhadap Tahun Liturgi sungguh penting untuk mengarahkan umat pada misteri keselamatan yang dirayakan dan dapat membantu umat untuk menyelami seluruh isi Kitab Suci.
Makna perayaan hari Minggu perlu ditekankan dan dijelaskan kepada umat beriman. Seperti yang terdapat dalam artikel 106. Hari minggu menjadi inti dari seluruh tahun liturgi. Sebab misteri karya keselamatan Allah terpenuhi pada hari itu. Penjelasan pentingnya hari Minggu dapat membantu umat beriman menyadari bahwa ia sungguh hadir dan menerima keselamatan dari Allah. Sehingga umat beriman tidak sekedar datang ke gereja hanya suatu kewajiban sebagai umat kristiani atau karena malu bila tidak rajin sembayang di gereja. Namun memiliki penghayatan yang mendalam untuk ikut ambil bagian dalam hidup bersama Allah. Maka, dokumen ini sungguh perlu dijelaskan kepada umat beriman dan tidak hanya sebagai bukti tertulis saja. Tetapi sebaliknya, secara nyata umat beriman sungguh mengalami keselamatan dari Allah dengan ikut serta dalam perayaan hari Minggu.
Terdapat 10 artikel didalam Bab Tahun Liturgi ini. Secara umum membahas mengenai perayaan-perayaan karya keselamatan Allah. Meskipun terdapat perayaan-perayaan tertentu misalnya devosi, menghormati para orang kudus, dan sebagainya. Dalam kenyataan sehari-hari, banyak umat yang sungguh mengagungkan mereka. Sebenarnya mereka itu sebagai sarana dan perantara doa kita kepada Allah. Oleh karena itu, umat beriman perlu mendapat penjelasan yang lebih detail mengenai kedudukan mereka dalam perayaan liturgi.
Selain itu, artikel 109 dan 110 memberikan pemahaman mengenai masa prapaskah. Pada masa ini, pertobatan perlu diberi penekanan yang serius mengenai makna yang terkandung didalamnya. Seperti yang telah diketahui bahwa Gereja menganjurkan puasa dan pantang sebagai sarana pertobatan kita menuju keselamatan dari Allah. Hal itu menuntut pengorbanan dari kita dengan menolak segala keinginan duniawi. Saya sangat setuju dengan artikel 110 dimana pertobatan itu tidak hanya bersifat batiniah saja, melainkan juga bersifat lahiriah karena pertobatan yang kita lakukan harus tampak secara nyata dalam perbuatan sehari-hari.

C.  RELEVANSI BAGI SAYA SEBAGAI CALON KATEKIS
Secara pribadi saya baru mengetahui dan menyadari pentingnya liturgi dalam hidup sebagai umat kristiani. Dahulu saya menganggap bahwa perayaan liturgi hanya sebagai bentuk sarana bagi saya untuk berdoa kepada Allah. Namun setelah mempelajari dengan sungguh tentang liturgi, saya mendapat pengetahuan dan pengalaman yang lebih bahwa ternyata liturgi sebagai pusat misteri karya keselamatan Allah kepada semua manusia. Dokumen ini sungguh relevan sekali bagi saya sebagai calon katekis untuk memperbaiki hidup rohani dan sebagai pedoman bagi saya untuk memberi pengajaran tentang liturgi kepada umat.
Secara khusus, Bab 5 tentang Tahun Liturgi ini memberi pemahaman yang sungguh berguna bagi saya untuk menjalankan tugas pelayan Gereja. Saya semakin meyakini pentingnya perayaan hari Minggu sebagai inti dari tahun liturgi. Sebab sebagai calon katekis, saya harus menanamkan misteri Paskah sebagai bekal untuk tugas pewartaan dan pelayanan Gereja. Selain itu, hari Minggu menjadi karya keselamatan dari Allah kepada umatNya, yang harus diwartakan kepada semua umat supaya umat sungguh dapat memahami dengan tepat makna hari Minggu didalam lingkaran tahun liturgi. Dalam hal ini, dokumen ini sungguh membantu saya untuk memberi pemahaman kepada umat mengenai makna hari Minggu sebagai karya keselamatan Allah. Sehingga umat tidak merasa sebagai kewajiban untuk hadir di perayaan hari Minggu, melainkan umat turut serta ambil bagian dalam karya keselamatan dari Allah tersebut.
Didalam Bab 5 tentang Tahun Liturgi ini, terdapat 10 artikel yang secara umum membahas tentang perayaan keselamatan Allah. Meskipun tidak begitu dijelaskan secara mendetail, tetapi memberi gambaran kepada saya bahwa terdapat begitu banyak perayaan selama periode tahun liturgi. Untuk itu, bab ini memberi tuntutan bagi saya untuk memahami dengan lebih perayaan-perayaan penting yang harus mendapat perhatian. Sehingga menjadi bekal bagi saya dalam pelayanan perayaan gerejani.
Selama periode tahun liturgi, Gereja mengenangkan misteri keselamatan yang berpuncak pada diri Yesus Kristus. Namun Gereja juga menyisipkan perayaan lainnya seperti pesta para kudus, para martir, dan sebagainya. Dalam kenyataan sehari-hari, banyak umat yang lebih mengagungkan mereka. Sehingga sebagai calon katekis harus sungguh menanamkan dalam hidup saya mengenai keselamatan dari Allah yang berpuncak dalam diri Yesus Kristus. Hal ini penting supaya dapat memberi pemahaman yang tepat kepada umat, sehingga tidak terjadi kesesatan dalam memaknai perayaan-perayaan tersebut.


BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Karya keselamatan Allah kepada umat manusia tidak berhenti begitu saja dengan memuncaknya wahyu dalam diri Yesus Kristus. Melalui misteri Paskah, kita diundang untuk menyelaminya sehingga karya keselamatan sungguh dapat kita terima. Karya keselamatan Allah ini yang senantiasa kita rayakan sepanjang tahun liturgi, yang secara khusus perayaan untuk mengenangkan kebangkitan Tuhan. Tahun liturgi merupakan perayaan misteri keselamatan sepanjang tahun. Oleh karena itu, tahun liturgi hendaknya senantiasa dimaknai dengan baik, sebab dalam tahun liturgi terdapat berbagai perayaan yang semuanya menuju pada karya keselamatan dari Allah kepada kita semua.
Gereja dalam bimbingan Roh Kudus, telah merumuskan suatu konstitusi mengenai liturgi, yakni Sacrosanctum Consilium. Konstitusi ini mencantumkan sebuah pokok pembahasan yang perlu dimaknai secara tepat yaitu mengenai Tahun Liturgi. Terdapat sepuluh artikel didalamnya, yang pada umumnya mengarah pada karya keselamatan Allah kepada umat manusia. Masing-masing artikel memiliki gagasan pokok yang memberi kemudahan kepada kita untuk memahami dengan baik mengenai tahun liturgi. Namun demikian, tanggapan atau komentar terhadap tahun liturgi sungguh diperlukan. Sebab dengan hal ini, kita dapat mengetahui dengan baik mengenai makna yang terkandung didalamnya. Sehingga kita memperoleh relevansinya yang dapat membantu kita untuk menjadi seorang katekis yang mampu menanggapi kebutuhan yang dihadapi oleh umat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar